Sumber Informasi Gambar:
- Gambar Pertama dari blitarkab.go.id
- Gambar Kedua dari travelspromo.com
Candi Penataran di Jawa Timur adalah destinasi wisata sejarah yang memukau, menawarkan pesona arsitektur kuno dan nilai sejarah yang mendalam.
Sebagai kompleks candi Hindu terbesar di Jawa Timur, Candi Penataran menjadi saksi bisu kejayaan kerajaan-kerajaan besar di masa lalu.
Berikut ini ZONA INDONESIA akan mengajak Anda menjelajahi sejarah megah dan keindahan arsitektur Candi Penataran, salah satu warisan budaya terbesar di Jawa Timur.
Candi Penataran, yang dahulu dikenal sebagai Candi Palah, merupakan candi Hindu Siwaitis terbesar di Jawa Timur. Terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, candi ini berada di lereng barat daya Gunung Kelud, sekitar 450 meter di atas permukaan laut.
Pembangunan candi diperkirakan dimulai sekitar tahun 1194 Masehi pada masa pemerintahan Raja Srengga dari Kerajaan Kediri dan digunakan hingga era Majapahit sekitar 1415 Masehi. Prasasti Palah juga mencatat tahun 1197 sebagai tahun pembangunan oleh Raja Çrnga.
Kitab Nagarakretagama menyebut candi ini sebagai bangunan suci “Palah” yang dikunjungi Raja Hayam Wuruk. Candi Penataran berfungsi sebagai candi gunung untuk upacara pemujaan, termasuk ritual guna menangkal bahaya letusan Gunung Kelud.
Candi Penataran menempati area seluas 12.946 meter persegi, terbagi menjadi tiga halaman: depan, tengah, dan belakang. Susunan candi tidak simetris, mencerminkan pembangunan bertahap selama masa Kediri hingga Majapahit.
Tata letak linear namun tidak beraturan ini menjadi ciri khas arsitektur Jawa Timur. Setiap halaman memiliki fungsi berbeda, mulai dari tempat musyawarah, pendopo untuk sesaji, hingga area pemujaan candi induk.
Pengunjung dapat melihat keseimbangan antara fungsi spiritual dan estetika arsitektur, dengan bangunan batu yang kokoh, tangga, dan teras yang menambah nilai artistik candi.
Baca Juga: Eling Bening, Surga Alam Memukau di Dataran Tinggi Ambarawa
Candi ini terkenal dengan reliefnya yang menggambarkan kisah Ramayana dan Kresnayana. Wujud manusia pada relief menyerupai wayang kulit, mirip gaya Candi Sukuh, dan mengisahkan nilai moral serta spiritual masyarakat kala itu.
Beberapa bangunan penting di kompleks ini antara lain Bale Agung sebagai tempat musyawarah pendeta, Pendopo Teras untuk sesaji dan istirahat bangsawan, serta Candi Naga dengan relief naga dan sembilan tokoh kahyangan yang melambangkan tahun 1286 Masehi.
Candi Candra Sengkala, juga dikenal sebagai Candi Ganesha atau Brawijaya, memiliki relief Surya Majapahit dan angka tahun 1369 Masehi, menambah kekayaan sejarah dan budaya yang dapat dipelajari pengunjung.
Aktivitas dan Pengalaman Wisata
Pengunjung dapat menjelajahi seluruh kompleks candi sambil mengagumi arsitektur dan relief yang memukau. Setiap sudut candi menawarkan pengalaman edukatif dan spiritual yang mendalam.
Candi Penataran juga cocok sebagai tempat meditasi dan merenung, dengan suasana tenang serta pemandangan alam sekitar yang indah, termasuk lereng Gunung Kelud.
Bagi pecinta fotografi, berbagai spot seperti di depan relief atau kolam suci memberikan peluang foto “instagramable” yang menarik. Aktivitas ini membuat kunjungan lebih interaktif dan berkesan.
Candi Penataran berada 12 kilometer dari pusat kota Blitar dan dapat ditempuh sekitar 25 menit dengan kendaraan. Jalan menuju candi cukup mudah diakses dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum.
Tiket masuk bersifat sukarela, dengan tambahan biaya parkir jika membawa kendaraan. Candi buka setiap hari pukul 08.00–17.00 WIB, dengan waktu terbaik kunjungan pagi atau sore untuk menikmati suasana sejuk dan matahari terbenam.
Fasilitas meliputi toilet, musala, dan area parkir luas. Di sekitar candi juga terdapat pusat kuliner dan oleh-oleh khas Blitar, menjadikan pengalaman wisata sejarah lebih nyaman dan lengkap.
Simak dan ikuti terus informasi terlengkap tentang ZONA INDONESIA yang akan kami berikan terupdate di setiap harinya.
Sumber Informasi Gambar: