Serabi Notosuman adalah salah satu kuliner ikonik yang berasal dari kota Solo di Jawa Tengah. Dikenal dengan cita rasa yang khas dan keunikan dalam penyajiannya, serabi ini tidak hanya menjadi makanan ringan yang disukai banyak orang, tetapi juga merupakan simbol dari warisan budaya lokal.

Serabi-Notosuman,-Ikon-Kuliner-Khas-Solo-yang-Menggoda

Dengan bahan-bahan alami yang digunakan dan cara pembuatan yang tradisional, setiap gigitan Serabi Solo menyimpan kelezatan yang memikat dan nostalgia terhadap cita rasa asli Indonesia. Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1923, Serabi Solo telah menjadi favorit di kalangan penduduk setempat dan wisatawan. Serabi ini hadir dalam berbagai variasi rasa, dengan topping yang menggugah selera, sehingga mampu memenuhi selera berbagai kalangan. Aroma harum dari santan dan daun pandan yang menyatu dalam setiap sajian menjadikan Serabi Notosuman bukan hanya sekadar kudapan, tetapi juga sebuah pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Berikut ini ZONA INDONESIA akan memberikan informasi terkait Kuliner Khas Solo yang Menggoda.

Sejarah Serabi Notosuman

Serabi Notosuman memiliki sejarah yang cukup panjang dan menarik. Nama “Notosuman” berasal dari nama jalan di Solo yang kini dikenal dengan nama Jalan Muh Yamin. Kudapan ini dirintis oleh pasangan suami istri, Hoo Geng Hok dan Tan Giok Lan, pada tahun 1923, yang menjadikannya salah satu makanan asli Solo yang legendaris. Hingga kini, Serabi Solo tetap menjadi ikon kuliner dari daerah ini dan terkenal di seluruh Indonesia.

Bahan-Bahan Pembuatan Serabi Notosuman

Serabi Solo terbuat dari campuran bahan-bahan berkualitas yang alami. Bahan dasarnya meliputi tepung beras, gula pasir, santan, pandan, dan garam. Penggunaan bahan-bahan alami tanpa pengawet menjadi salah satu alasan mengapa serabi ini begitu populer. Rasanya yang gurih dan manis serta teksturnya yang lembut menjadikannya memikat banyak orang.

Proses Pembuatan Tradisional

Proses pembuatan Serabi Notosuman adalah tradisional dan melibatkan ketelitian. Pertama-tama, santan dan daun pandan direbus bersama garam hingga mendidih dan dibiarkan dingin. Lalu, campuran tepung beras, tepung tapioka, dan gula dicampurkan dengan santan yang telah didinginkan. Adonan kemudian diulen dan disisihkan untuk didiamkan selama satu jam. Setelah adonan siap, serabi dimasak dalam wajan kecil dengan cara yang khas, hingga matang dan berwarna kecokelatan.

Baca Juga: Kelezatan ​Kue Lontar, Kuliner Tradisional Papua yang Unik

Variasi Rasa yang Menarik

Variasi Rasa yang Menarik

Serabi Solo tidak hanya hadir dalam rasa original yang gurih, ia juga sering disajikan dengan tambahan topping, seperti parutan cokelat atau potongan keju untuk memberikan rasa yang lebih bervariasi. Dengan demikian, berbagai pilihan rasa ini memberikan pengalaman menyantap yang dinamis dan tidak membosankan, sehingga cocok untuk semua selera.

Penyajian dan Nilai Nutrisi Serabi Notosuman

Penyajian Serabi Notosuman juga menarik, biasanya disajikan dengan areh (santan kental) atau parutan kelapa di atasnya. Cita rasa gurih dari santan berpadu dengan manisnya gula, menciptakan kombinasi yang seimbang dan memanjakan lidah. Dari sisi nutrisi, serabi ini memberikan kalori yang cukup, terutama dari lemak dan karbohidrat, yang menjadikannya camilan yang mengenyangkan.

Serabi Notosuman Dalam Budaya

Serabi Solo bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga merupakan bagian dari budaya masyarakat Solo. Ia sering disajikan dalam berbagai acara, baik dalam upacara ritual maupun sebagai teman minum teh saat berkumpul dengan keluarga dan teman. Kehadirannya dalam berbagai kesempatan menjadikannya lebih dari sekadar kudapan, tetapi juga simbol kebersamaan dan tradisi.

Kesimpulan

Dengan segala keunggulannya, Serabi Notosuman adalah kuliner yang patut dipelajari dan dicicipi oleh setiap orang.​ Selain memiliki cita rasa yang lezat, serabi ini juga menyimpan cerita sejarah yang dalam dan otentik. Membuat dan menikmati Serabi Solo tidak hanya memberikan kepuasan kuliner, tetapi juga pengalaman budaya yang menyentuh, menjadikannya salah satu kekayaan kuliner yang harus diakui dan dilestarikan.

Dengan demikian, Serabi Notosuman tetap menjadi salah satu kudapan ikonik dari Solo yang selalu dinikmati dan dihargai oleh banyak orang, baik lokal maupun luar daerah. Mengunjungi Solo tanpa mencicipi Serabi Solo bagaikan menyia-nyiakan peluang untuk menikmati salah satu nikmat kuliner yang paling khas dan bersejarah dari Indonesia. Selengkapnya kamu bisa klik link ini untuk melihat resep lainnya mengenai Kulineran Indonesia.