Mengungkap Makna Tradisi Toron merupakan kebiasaan yang telah dilakukan sejak lama atau identik dengan pulang kampung di momen Idul Adha.

Mengungkap-Makna-Tradisi-Toron-Jelang-Hari-Raya-Idul-Adha (1)

Dalam sejarah masyarakat Madura

Kata Toron berasal dari bahasa madura yang berarti Toronan atau Turunan. Dalam bahasa Indonesia artinya keturunan. Tradisi Toron sudah turun-temurun dan tetap dilestarikan masyarakat Madura. Dalam makna lain, tradisi Toron adalah upaya merawat toronan keluarga. Semua orang Madura bebas melakukannya sesuai dengan motif masing-masing. Artinya tradisi toron tidak mengenal batas sosial apa pun, karena setiap orang mempunyai ikatan primordial dengan kampung halaman tempat mereka dilahirkan. Dengan demikian, tradisi toron biasa dilakukan komunitas Madura yang melakukan migrasi ke luar Madura dengan alasan untuk mengubah nasib, karena tempat asal yang kurang menjanjikan secara ekonomi.

Pelaksanaan Dalam Mengungkap Makna Tradisi Toron

Tradisi Toron tergolong unik. Sebab biasnya momen mudik atau pulang kampung terjadi saat menjelang Idul Fitri. Namun Madura justru semarak saat menjelang Idul Adha. Bagi masyarakat Madura, Idul Adha memiliki makna sebagai waktu untuk bersedekah secara kultural. Sehingga masyarakat Madura melakukan Toron menjelang Hari Raya Kurban.

Budayawan Madura Abrari Alzael menyampaikan tradisi Toron yang dilakukan warga Madura dibedakan menjadi dua. Pertama, Toron yang berarti turun atau pulang ke kampung halaman. Kedua, Toron Tana yang artinya turun ke tanah. Toron Tana merupakan tradisi sebagai tanda bahwa seorang bayi sudah dibenarkan dapat menyentuh tanah untuk pertama kali. Biasanya saat bayi berumur 7 bulan atau saat bayi belajar merangkak.

Baca Juga: Sadis!! Istri Bakar Suami Sampai Meninggal, Begini Kronologi Lengkapnya

Makna Tradisi Toron

Makna-Tradisi-Toron (1)

Bagi masyarakat Madura, Toron memiliki makna sebagai salah satu cara untuk menyambung ikatan kekeluargaan dan tidak melupakan kampung halaman. Masyarakat Madura yang merantau akan berbondong-bondong pulang ke tanah kelahiran mereka untuk berkumpul bersama keluarga. Upaya silahturahmi serta nyekar atau nyalase ke makan keluarga yang susah meninggal. Tujuannya untuk mendoakan mereka yang sudah tiada. Dari segi ekonomi, Toron juga berdampak positif untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Madura. Hal tersebut pula yang menjadikan tradisi Toron terus lestari.

Tradisi Toron semakin melekat dengan prinsip hidup masyarakat Madura, yang kemudian dimaknai sebagai ‘nyambung bheleh’ atau mengunjungi keluarga, tetangga, maupun ulama setempat dengan membawa oleh-oleh. Apabila kondisi perekonomian sudah membaik, orang Madura yang merantau semacam memiliki kewajiban untuk tidak melupakan tanah leluhurnya. Makanya, tradisi Toron terus melekat dari waktu ke waktu. Kunjungi kami terus di storyups.com untuk informasi lainnya.