Masjid Cheng Ho Surabaya, berdiri megah sebagai simbol akulturasi budaya, memadukan keindahan arsitektur Tionghoa, Arab, dan Jawa.

Mengungkap Sejarah Dibalik Arsitektur Masjid Cheng Ho di Surabaya

Lebih dari sekadar tempat ibadah, masjid ini adalah monumen penghormatan terhadap Laksamana Cheng Ho, seorang tokoh Muslim Tionghoa yang berjasa menyebarkan Islam di Nusantara, dan representasi nilai-nilai toleransi serta persatuan. Setiap detail arsitekturnya menyimpan sejarah dan filosofi mendalam, yang mengundang kita untuk menyelami kekayaan budaya yang terjalin di dalamnya.

ZONA INDONESIA akan mengupas tuntas sejarah di balik arsitektur unik Masjid Cheng Ho Surabaya, mengungkap makna tersembunyi di setiap elemennya.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Perpaduan Tiga Budaya Dalam Satu Bangunan

Masjid Cheng Ho Surabaya adalah manifestasi nyata dari akulturasi tiga budaya besar, Tionghoa, Arab, dan Jawa. Perpaduan ini tidak hanya menciptakan estetika visual yang menawan, tetapi juga mencerminkan semangat inklusif dan toleran yang menjadi ciri khas kota Surabaya. Elemen-elemen arsitektur dari ketiga budaya ini berpadu secara harmonis, menciptakan sebuah bangunan yang unik dan kaya akan makna.

Warna-warna cerah khas Tionghoa seperti merah, kuning, dan hijau mendominasi fasad masjid, sementara kaligrafi Arab menghiasi dinding-dindingnya, dan sentuhan arsitektur Jawa terlihat pada detail-detail tertentu, seperti bentuk atap dan penggunaan material lokal.

Inspirasi di Balik Nama dan Semangat Masjid

Masjid ini dinamai untuk menghormati Laksamana Cheng Ho (atau Zheng He). Seorang laksamana Muslim Tionghoa yang memimpin armada laut besar pada masa Dinasti Ming (abad ke-15). Cheng Ho melakukan ekspedisi maritim ke berbagai wilayah di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dengan tujuan menjalin hubungan diplomatik, berdagang, dan menyebarkan agama Islam secara damai.

Semangat Cheng Ho yang inklusif, toleran, dan cinta damai menjadi inspirasi bagi pembangunan masjid ini. Relief yang menggambarkan Laksamana Cheng Ho dan armadanya dapat ditemukan di area masjid, mengingatkan pengunjung akan jasa-jasa besar sang laksamana.

Mengadopsi Gaya Masjid Niu Jie di Beijing

Arsitektur Masjid Cheng Ho Surabaya terinspirasi oleh Masjid Niu Jie (Ox Street) di Beijing, salah satu masjid tertua dan terbesar di Tiongkok. Masjid Niu Jie memiliki gaya arsitektur khas Tionghoa dengan atap melengkung yang menyerupai pagoda.

Pengaruh Masjid Niu Jie terlihat jelas pada bagian puncak, atap utama, dan mahkota Masjid Cheng Ho Surabaya. Namun, arsitek Masjid Cheng Ho Surabaya juga menambahkan sentuhan lokal, menciptakan perpaduan unik antara gaya Tionghoa dan Indonesia.

Baca Juga: Viral! Burung Enggang Kondisi Mulut Dilakban, Damkar Samarinda Evakuasi

Filosofi di Balik Ukuran dan Bentuk

Filosofi di Balik Ukuran dan Bentuk

Setiap dimensi dan bentuk dalam arsitektur Masjid Cheng Ho memiliki makna filosofis yang mendalam. Bangunan utama masjid berukuran 11 x 9 meter. Angka 11 melambangkan ukuran Ka’bah saat pertama kali dibangun oleh Nabi Ibrahim AS. Sementara angka 9 melambangkan Wali Songo, sembilan tokoh penyebar Islam di Pulau Jawa.

Bentuk atap masjid yang bertingkat tiga juga memiliki makna simbolis, merepresentasikan tiga tingkatan spiritualitas dalam Islam: Iman, Islam, dan Ihsan.

Simbolisme Dalam Pilihan Warna

Warna-warna cerah mendominasi arsitektur Masjid Cheng Ho, terutama merah, kuning, hijau, dan biru. Setiap warna memiliki makna simbolis tersendiri dalam budaya Tionghoa. Merah melambangkan kebahagiaan dan keberuntungan, kuning melambangkan kemuliaan dan kehormatan, hijau melambangkan kemakmuran dan pertumbuhan, dan biru melambangkan harapan dan kedamaian.

Penggunaan warna-warna cerah ini menciptakan suasana yang ceria dan optimistis, sekaligus mencerminkan keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia.

Menyambut Semua Dengan Tangan Terbuka

Salah satu ciri khas Masjid Cheng Ho adalah tidak adanya pintu atau sekat yang membatasi area dalam dan luar masjid. Filosofi ini melambangkan keterbukaan, inklusivitas, dan keramahan, bahwa masjid ini terbuka bagi siapa saja, tanpa memandang latar belakang etnis, agama, atau sosial.

Siapapun yang ingin beribadah, berdoa, atau sekadar mencari ketenangan, dipersilakan untuk memasuki masjid ini dengan hati terbuka.

Merajut Harmoni Dalam Keberagaman

Masjid Cheng Ho Surabaya adalah lebih dari sekadar bangunan fisik, ia adalah monumen hidup yang mempromosikan nilai-nilai toleransi, persatuan, dan harmoni dalam keberagaman. Masjid ini menjadi simbol persaudaraan antarumat beragama dan antaretnis. Menunjukkan bahwa Islam dapat berpadu harmonis dengan budaya lokal dan menjadi bagian integral dari identitas Indonesia.

Keberadaan Masjid Cheng Ho di Surabaya adalah bukti nyata bahwa perbedaan bukanlah penghalang untuk hidup berdampingan secara damai dan saling menghormati. Buat kalian yang ingin mengetahui mengenai sejarah, adat, budaya, hingga wisata yang ada di Indonesia, ZONA INDONESIA adalah pilihan terbaik buat anda.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari KSMTour.com
  2. Gambar Kedua dari Surabaya Tourism