Benteng Bukit Kursi adalah situs bersejarah yang menjadi simbol kekuatan dan strategi pertahanan Kesultanan Riau-Lingga di Pulau Penyengat.

Benteng Bukit Kursi: Pertahanan Utama Kesultanan Riau di Pulau Penyengat

Dibangun pada abad ke-18 oleh Yang Dipertuan Muda Raja Haji Fisabilillah, benteng ini memiliki peran vital dalam melindungi wilayah dari ancaman kolonial Belanda yang ingin menguasai kawasan tersebut.

tebak skor hadiah pulsabanner-free-jersey-timnas

Sejarah Pembangunan Benteng Bukit Kursi

Benteng Bukit Kursi dibangun sekitar tahun 1782 hingga 1784 pada masa pemerintahan Raja Haji Fisabilillah. Ia adalah seorang tokoh yang dikenal karena perjuangannya melawan kolonialisme Belanda di wilayah Kepulauan Riau. Pembangunan benteng ini terkait erat dengan fungsi strategis Pulau Penyengat sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga.

Raja Haji membangun benteng ini sebagai bagian dari sistem pertahanan yang kokoh untuk menghadang serangan Belanda yang kerap mencoba menguasai pulau dan jalur perdagangan sekitarnya.

Lokasi Strategis dan Desain Benteng

Benteng ini terletak di sebuah bukit bernama Bukit Kursi yang berada di Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau. Lokasinya di perbukitan memungkinkan pengawasannya yang maksimal terhadap pergerakan musuh, terutama kapal-kapal Belanda yang datang dari laut.

Denah benteng berbentuk segi empat dengan ukuran kurang lebih 92,38 meter kali 74,73 meter. Hal ini menjadikan sehingga area benteng cukup luas untuk menampung pasukan dalam jumlah besar. Benteng ini dibangun dari susunan batu bauksit yang disusun rapi sehingga kokoh dan tahan lama.

Sistem Pertahanan dan Keunggulan Militer

Namun, benteng ini tidak hanya kuat secara fisik, melainkan juga didukung oleh sistem pertahanan efektif. Benteng Bukit Kursi dikelilingi parit sedalam tiga meter sebagai penghalang alami bagi musuh yang mencoba mendekat. Di dalam benteng, terdapat delapan meriam sebagai alat utama pertahanan yang ditempatkan strategis.

Enam di antaranya menghadap ke laut, menandakan ancaman utama berasal dari arah laut. Meriam-meriam ini didatangkan dari Eropa, memberikan keunggulan militer yang signifikan bagi pertahanan Kesultanan Riau-Lingga.

Baca Juga: LMKN Angkat Suara Soal Pelanggaran Hak Cipta Yoni Dores dan Lesti Kejora

Peran Dalam Perjuangan Melawan Kolonialisme

Peran Dalam Perjuangan Melawan Kolonialisme

Sejarah mencatat bahwa Benteng Bukit Kursi berperan sebagai benteng utama dalam perlawanan terhadap kolonial Belanda, terutama selama perang pada masa Raja Haji Fisabilillah.

Benteng ini melindungi pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga dan berbagai bangunan penting lainnya hingga terlindungi dari serangan musuh untuk waktu yang lama.

Perjuangan yang berlangsung di benteng ini menandai tekad bangsa Melayu dalam mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan wilayahnya dari penjajahan asing.

Kondisi dan Pelestarian Benteng Saat Ini

Saat ini, Benteng Bukit Kursi masih berdiri kokoh sebagai situs sejarah yang menjadi objek wisata sekaligus warisan budaya di Pulau Penyengat. Namun, beberapa meriam kuno yang pernah menjadi andalan benteng sudah hilang atau berkurang jumlahnya akibat perawatan yang kurang memadai serta tindakan kolonial Belanda.

Mereka menjual beberapa meriam tersebut sebagai barang rongsokan. Pemerintah daerah dan berbagai pihak kini berupaya melestarikan benteng ini agar tetap menjadi simbol kebanggaan dan edukasi sejarah bagi generasi mendatang.

Wisata dan Nilai Edukasi Benteng Bukit Kursi

Benteng Bukit Kursi tidak hanya menarik dari sisi sejarah, tetapi juga menawarkan keindahan pemandangan dari puncak bukit yang menghadap laut biru dan gugusan pulau di sekitarnya. Pengunjung dapat merasakan sekaligus belajar mengenai sejarah perjuangan Kesultanan Riau-Lingga melawan kolonialisme.

Dengan jalur pendakian yang menantang dan pemandangan alam yang asri, benteng ini menjadi destinasi wisata memadukan unsur budaya dan alam.

Kesimpulan

Benteng Bukit Kursi adalah warisan sejarah yang sarat makna sebagai simbol kekuatan pertahanan Kesultanan Riau-Lingga di Pulau Penyengat. Dibangun pada abad ke-18 oleh Raja Haji Fisabilillah, benteng ini dengan desain segi empat dan konstruksi batu bauksit, menampilkan keunggulan teknik pertahanan kala itu, lengkap dengan parit dan meriam dari Eropa.

Benteng ini berperan penting dalam perlawanan terhadap kolonialisme Belanda dengan melindungi pusat pemerintahan dan berbagai bangunan penting Kesultanan. Meski beberapa peralatan militer bersejarah telah hilang. Upaya pelestarian terus berjalan demi menjaga nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya.

Selain sebagai situs sejarah, Benteng Bukit Kursi juga menjadi destinasi wisata edukasi yang menarik. Benteng ini menghubungkan pengunjung dengan cerita heroik perjuangan bangsa Melayu. Warisan ini wajib dipertahankan sebagai pengingat akan perjuangan mempertahankan kedaulatan dan identitas bangsa di masa lalu hingga kini.

Buat kalian yang ingin mengetahui mengenai sejarah, adat, budaya, hingga wisata yang ada di Indonesia, ZONA INDONESIA adalah pilihan terbaik buat anda.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari youtube.com/@-kuliner
  2. Gambar Kedua dari kepri.jadesta.com